Rabu, 27 Januari 2010

Makalah Tempat Pendidikan

MAKALAH

TEMPAT PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ilmu Pendidikan Islam

Di Susun Oleh:

Masrokhah

PROGRAM PASCA SARJANA KONSENTRASI

BAHASA ARAB

Universitas sunan Gunung Jati Bandung

TEMPAT PENDIDIKAN

A.Pendahuluan

Berbicara mengenai tempat pendidikan tentu tidak asing kita dengar bahkan menurut penulis tempat pendidikan itu merupakan bagian terkecil dari lembaga pendidikan karena dua-duanya memiliki fungsi yang sama yaitu tempat pendidikan dan pengajaran dan yang membedakan keduanya adalah lembaga pendidikan lebih luas ruang lingkupnya di banding dengan tempat pendidikan.

Sarana pembangunan yang efektif kalau kita terus menerus kembangkan dan kita sesuaikan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan Negara untuk mencapai setandar pendidikan nasional.

Hampir semua orang tua mendambakan putra putrinya mendapatkan tempat pendidikan yang baik bahkan terbaik sekaligus bergengsi dengan harapan ingin menjadikan mereka sebagai generasi keluarga, agama dan bangsa dan bermanfaat di masa depanya serta mendapatkan kebahagiaan dunia aherat.

B. Pembahasan

Pada zaman Nabi Muhammad memimpin masarakat Madinah dan Makkah tanpa sekolah, namun pendidikan Islam secara institusional telah berproses secara mapan dengan embrio model pendidikan “halaqoh“ di Masjid Nabawi dan Al-Harom dan “Zawiyah’ di sudut Masjid itu bagi mereka yang berniat memahami pelajaran islam secara mistis (taswuf), kemudian muncul model pendidikan Majlis Ta’lim Dar al-arqom” di barengi dengan berdirinya “kuttab-kuttab” bagi anak-anak untuk belajar Al-Qur’an.[1]. Memandang kebelakang sejarah Pesanten yang merupakan pusat pendidikan tentang ilmu agama Islam, kita menyimpulkan bahwa dari tempat pendidikan yang berupa Masjid sebagai tempat umat Islam berkumpul dn membahas ilmu agama lalu berkembanglah di samping Masjid juga di bangun Majlis Ta’lim, dari situ mulai di buat bilik atau kamar-kamar sebagai tempat murid belajar ilmu agama kepada Ustad atau Kiai karena sebagian mereka menetap kemudian di sebut Pondok, lalu sekarang lebih di kenal dengan sebutan Pondok Pesantren atau Pesantren.

Maka jelaslah tempat pendidikan itu bukanlah semata-mata di sekolah atau di kampus yang berpredikat favorit atau bukan, sekolah internasional dan sebagainya. Melainkan rumah keluarga kita sendiri dan guru teladanya haruslah ayah dan ibunya. Bahkan fungsi rumah keluarga kita jauh lebih besar konstribusinya dalam mencetak generasi bangsa yang bisa di andalkan dimasa depan. Namun tidak menutup kemungkinan, bisa juga terjadi generasi kita yang memiliki individualis, materialis dan berbagai predikat negative. Lain itu di sebabkan karena factor orang tua dan anggota keluarga terdekat, mereka tidak memberikan pendidikan dan terjadi suri tauladan yang baik..

Dalam pengertian yang luas menurut Dosen Kami Prof. Dr. Ahmad Tafsir bahwa pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek, mencakup jasmani, akal, dan hati.[2]

Dikatan pula bahwa pendidikan oleh orang terhadap orang itulah yang secara relative mudah direkayasa. Pendidikan ini terbagi ke dalam tiga macam, yaitu pendidikan didalam rumah tangga, di masyarakat dan di sekolah . [3]

Dengan kata lain tempat pendidikan itu terbagi menjadi tiga, yaitu :

· Rumah Tangga

· Sekolah, dan

· Masyarakat

1 . Pendidikan Rumah tangga

Sesorang itu berkembang karena ada pengaruh. Pengaruh yang pertama dan utama adalah ada pada pendidikan rumah tangga. Pembinaan utamanya dalam rumah tangga adalah pembentukan karakter atau personality atau akhlak.

Manusia yang utuh ialah manusia yang memiliki tiga unsur, yaitu pengetahuan. sikap yang sesuai dengan pengetahuan itu dan prilaku yang sesuai dengan sikap.

Tujuan pendidikan yang utama adalah pembentukan karakter. Pendidikan karakter itu 60 % didapatkan dari keteladanan. Dengan demikian karakter anak sangat dipengaruhi pembentukannya oleh keteladanan orang tua dalam rumah tangganya. Oleh karenanya pendidikan dalam rumah tangga disebut juga pendidikan yang pertama dan utama.

Akan tetapi belakangan ini, disebabkan oleh perubahan struktur pekerjaan, turut pula berpengaruh pada pendidikan dalam rumah tangga. Kedua orang tua yang terlalu sibuk, sehingga jarang bertemu dengan anak-anaknya, membuat anak tidak lagi melihat keteladanan orang tuanya. Akibatnya anak mencari figur di luar orang tuanya. Padahal kita tahu , bahwa anak adalah amanat Allah , amanat yang di pertanggung jawabkan kepada kita. Secara umum inti tanggung jawab itu ialah penyelenggaraan pendidikan bagi anak – anak dalam rumah tangga . Tuhan memerintahkan agar setiap orang tua menjaga keluarganya dari siksa api neraka , inilah potongan ayatnya yang berbunyi : : قواانفسكم واهليكم نارا ......

Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka

Jadi , tanggung jawab itu pertama- tama adalah suatu kewajiban dari Allah ; kewajiban harus di laksanakan .

Kewajiban itu dapat di laksanakan dengan mudah dan wajar karena orang tua memang mencintai anaknya . Ini merupakan sifat manusia yang di bawanya sejak lahir . Manusia mempunyai sifat mencintai anaknya . Ini terlihat dalam surat Al – Kahfi ayat 46 : …...المال والبنون زينة الحياة الدنيا

Harta dan anak- anak merupakan perhiasan kehidupan dunia . [4]

Tujuan pendidikan dalam rumah tangga adalah agar anak mampu berkembang dalam semua aspek jasmani, akal dan rohani. Yang paling utama dalam pendidikan rumah tangga adalah aspek rohani atau agama.

Beberapa contoh pendidikan dalam rumah tangga, antara lain : menyuruh tidur Mendisiplinkan anak dalam mengaji dan sekolah.

Beliau (Prof. Dr. H. A. Tafsir) membahas pendidikan dalam rumah tangga dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam pada bab 12 . Dalam pandangannya, untuk mencapai pendidikan dalam rumah tangga yang baik, bisa disimpulkan dimulai sejak Pra Nikah.

Pokok-pokok pendidikan dalam rumah tangga antara lain :

· Pendidikan dalam rumah tangga dimulai sejak memilih pasangan (suami/istri) dengan memilih yang taat beragama (Islam) .

· Pendidikan anak dalam rumah tangga adalah kewajiban kedua orang tua.

· Ketika sedang hamil, hendaklah bersikap tenang , dan banyak berdoa

· Ketika lahir, diperdengarkan azan (pada telinga kanan) dan iqamat (pada telinga kiri), men-tahnik (memamah kurma kemudian memasukkannya pada mulut anak) , mencukur rambut kemudian bersedekah perak seberat rambut tersebut, aqiqah, dan memberikan nama yang baik.

· Memberikan ASI / menyusui anak.

· Mengkhitankan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, berikut adalah beberapa kesalahan dalam mendidik anak, antara lain :

· Enggan membangunkan anak pada pagi hari untuk sholat subuh

· Membandingkan prestasi anak dengan saudaranya atau dengan anak lain

· Dalam usaha memenuhi kebutuhan anak, hingga melupakan kewajiban kepada Allah

2 . Pendidikan Sekolah

Tempat pendidikan yang kedua adalah sekolah. Perbedaan yang essensial antara pendidikan rumah tangga dan sekolah adalah pada . kurikulum. Adapun aspek pengembangannya adalah sama, yakni aspek jasmani, akal dan rohani[5] Dengan pengembangan ketiga aspek tersebut, diharapkan setelah menempuh pendidikan nanti, siswa akan menjadi muslim yang sempurna, yakni : 1. jasmaninya sehat serta kuat, 2. akalnya cerdas serta pandai dan 3. hatinya taqwa kepada Allah[6]

Sekolah yang baik adalah sekolah yang menghasilkan lulusan dengan karakter

Beberapa problem di sekolah sehingga menghasilkan lulusan yang kurang memadai, antara lain:

· Sikap siswa yang kurang menghargai guru agama. Hal ini akan berpengaruh pada penyerapan pelajaran maupun keteladanan.

· Ketidakcocokan antara label yang disandang sekolah dengan kenyataan di sekolah tersebut, misalnya SMA Plus. Padahal tidak ada nilai plusnya.

· Kurangnya j am pada mata pelajaran agama.

· Ketidak disiplinan guru dalam mengajar, sehingga mengurangi mutu lulusan.

· Tidak terkontrolnya siswa dalam mengakses internet dengan HP di kelas atau di sekolah.

3 . Pendidikan masyarakat

Tempat pendidikan di masyarakat banyak macamnya. Kaidahnya adalah tempat-tempat/lembaga di masyarakat yang dapat mempengaruhi/mempunyai pengaruh yang pengaruh itu dapat dikategorikan sebagai pengaruh pendidikan. Dalam hal ini beliau mencontohkan tiga lembaga pendidikan dalam masyarakat, antara lain :

· Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan.

· Kepolisian

· Pengadilan

Pada prakteknya di masyarakat, pendidikan masyarakat itu dapat ditambahkan, seperti :

· Majlis Ta’lim

· Kuliah Subuh

· Pesantren Kilat

· Kultum

· Perguraan Beladiri tenaga dalam

· Dll

Dalam bukunya, Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam, beliau membahas kedua macam pendidikan, yakni Pesantren Kilat dan Perguraan beladiri tenaga dalam. Di pesantren kilat orang tua menarah harapan agar anaknya tidak nakal, mengingat aras globalisasi yang melanda ahir-ahir ini.

Sedangkan lembaga pesantren, minimal ada dua pandangan dari beliau. Pertama keprihatinan akan pesantren yang kini jarang menghasilkan lulusannya menjadi kiyai. Kedua ada harapan ketika pesantren membuka fakultas, maka Ilmu Islam akan konprehensif dari pesantren. Karena disamping Fiqih dan Tasawuf yang sudah mentradisi, ditambah pula pesantren mempelajari filsafat. Maka pesantren tidak gagap dalam menghadapi aras globalisasi.

Sedangkan lembaga kepolisian dan pengadilan khususnya, dahulu merapakan tempat pendidikan masyarakat yang baik. Namun sekarang ada gejala kurangnya keteladanan yang baik dari kedua lembaga ini. Sehingga kurang menjadi tumpuan pendidikan di masyarakat .

B . Kesimpulan

Tempat pendidikan di bagi menjadi 3 :

1. Rumah tangga

Pembinaan utamanya dalam rumah tangga adalah pembentukan karakter atau personality atau akhlak .

2. Sekolah

Perbedaan yang essensial antara pendidikan rumah tangga dan sekolah adalah pada kurikulum . Adapun aspek pengembangannya adalah sama , yakni aspek jasmani dan , akal dan rohani .

3. Masyarakat

Tempat – tempat atau lembaga di masyarakat yang dapat mempengaruhi yang pengaruh tersebut dapat di katagorikan sebagai pengaruh pendidikan .

Namun yang tiga itu tidak bisa menjadi patokan utama , karena pada kenyataannya pendidikan bisa terjadi di berbagai tempat , di mana masyarakat dan lingkungan melakukan interaksi , satu sama lain saling membutuhkan dan mempengaruhi meskipun hasilnya jauh lebih kecil di bandingkan dengan proses pendidikan yang di lakukan di rumah tangga , sekolah dan masyarakat .

DAFTAR PUSTAKA

Prof. H. M. Arifin, M.Ed. “Pendidikan Dalam Arus Masyarakat”. Golden Terayon Pres: Jakarta.

Prof. DR. H. Ahmad Tafsir. “Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam”. Remaja Rosda Karya: Bandung, cet. Ke-8 2008.



[1] Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat, Golden Terayon Pres, Jakarta. Hlm. 16

[2]DR . Ahmad Tafsir , Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung, Cet Ke-8, 2008, hal. 26

[3] Ibid Hal 27

[4] DR . Ahmad Tafsir , Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam , Rosda , hlm . 160

[5] Ibid, hal 32

[6] Ibid, hal 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar